Rabu, 28 Oktober 2015

Siapa nih yang sering jadi korban harapan palsu? Pasti gak akan ada yang ngaku. Hehehe.

Walau korbannya kebanyakan akhwat, tapi gak menutup kemungkinan yang ikhwan pun juga kena lho! Gak percaya? Orang saya langsung dilaporin sama si korbannya.

"Dia minta aku nunggu setahun lagi. Pas udah setahun, dia gak bilang iya atau tidak. Daripada digantung gak jelas lebih baik aku nyari yang lain." #kasus1 ya. :)

#kasus2 "Kasihan, mbak, sama si mas X itu. Dia cerita kalau dulunya dia mau nembung si mbak Y. Katanya sih nunggu habis lulus kuliah dulu. Eh, gak lama kemudian mas X denger kabar kalau mbak Y mau nikah sama mas Z."

Ini yang ikhwan. Yang akhwatnya? Widih, banyak banget bo' yang  sampai ke telinga saya.

Modusnya biasanya ngajakin diskusi. Awalnya gak kelihatan memang. Sangat halus sekali. Kalau si akhwat gak nyadar kalau dia sedang dimodusin, lama-lama akan tumbuh benih-benih cinta (ciee...). Padahal dia cuman jadi korban harapan palsu.

Walau saya mempelajari ilmu beginian (hahaha, emang ilmu apaan? Ilmu harapan palsu? :D), tapi saya juga hampir saja kecolongan jadi korban harapan palsu. Hampir lho ya, gak sampai jadi korban.

Ini terjadi ketika saya masih dalam masa transisi dari jahil menuju niat untuk berubah lebih baik lagi. Awalnya saya benar-benar menjaga dengan orang ini. Kalau dia ngajakin diskusi, biasanya saya cuman jawab "ya" "hmm", gak lama dan lebih memilih menghindar.

Tapi satu waktu saya mendengar dia berkata kepada temannya, "Aku gak mungkin menyukai wanita yang seumuran. Aku mikirnya kalau nanti sudah umur 40 tahun, itu kan puber kedua pria."

Waktu itu saya dengan lugunya mempercayai kata-katanya. Berarti kalau dia ngajakin diskusi, saya gak perlu menghindar karena dia tidak mungkin menyukai saya, batin saya yakin.

Saya mulai mengungkapkan pendapat panjang lebar kalau diajak diskusi bahas sesuatu. Tanpa saya sadari, ternyata udang di balik bakwan tetap ada juga.

Saya mulai sadar ketika beberapa hari gak ketemu saya, dia sms, kalau baru 3 hari gak ketemu rasanya kayak lama gak ketemu. Alamak! Modus kelihatan.

Lebih sadar lagi saat teman-teman sekomunitas sedang makan bersama. Ketika itu saya hendak menyiduk sayur, dia bilang gini, "Kamu kok gak ambilin aku makan?"

What's?! "Ya, ambil aja sendiri. Emang aku siapanya kamu?" jawab saya ketus.

"Kamu sebagai wanita harusnya latihan gimana ngambilin makanan ke suaminya gitu."

Lah? Ini orang pemberi harapan palsu yang hobinya bikin kegeeran. Sayangnya, saya pribadi  kalau ngadepin orang kayak gini, bukannya GR malah sebaliknya, ilfil berat! Harus dimusnahkan jauh-jauh dari kehidupan! Beuh sadis! :p

FYI nih guys, si biang harapan palsu ini gak cuman ngedeketin 1 orang. Catet itu! Jadi kamu jangan gampang keGeeRan.

Dari awal pas nyadar kalau saya dimodusin, saya sudah sangat yakin kalau dia juga ngedeketin orang lain, entah berapa jumlahnya. Bukti pertama, ada teman yang ngelapor kalau dia sedang duduk sebelahan diskusi berdua di perpustakaan.

Bukti kedua, saat saya ditelepon suruh jemput teman wanitanya yang mabuk kendaraan di terminal. Padahal saya dari Sragen dipaksa suruh jemput dia ke Solo, cuman buat ngurusin orang mabuk kendaraan. Hellow?!

Dia pikir, saya sudah masuk jebakan dia yang bisa disuruh ini itu. Ya saya jawab saja, gak mau karena saya sendiri kalau mabuk kendaraan ya ngurus sendiri.

Saya gak tahu deh, sebenarnya apa tujuan biangers pemberi harapan palsu ini? Ada yang tahu?

Seorang teman yang jadi korban harapan palsu dia bercerita. "Aku ngundang dia di pernikahanku. Ditelepon dia nanya, apa aku masih boleh bertanya soal agama ke ukhti? Ya aku jawab aja jangan. Dia bisa nanya ke teman-temannya yang ikhwan. Dia juga bilang, dia gak pengen ngelihat aku lagi karena rasanya akan sakit kalau tahu aku menikah dengan orang lain." #kasus3

Level gombalnya udah terlampau lebay kan? Ya, kalau bener dia sakit (hatinya), pasti saat si akhwat ini nyuruh ngelamar, bakal dilakukan. Kenyataannya malah bilang belum siap dan nyuruh dia nikah sama yang lain.

Anehnya, meski sudah dinasehatin agar lebih menjaga lagi dari orang-orang seperti ini, ada saja yang masih ngeyel. Alhasil dia dikibulin lagi dikibulin lagi.

Dan lebih anehnya lagi, masih juga percaya dengan biangers ngeselin ini. Malah kalau dibilangin suruh ngejauhin, dia ngebelain, "Kali ini beda, mbak. Aku lihat dia sangat serius. Dia janji mau ngelamar aku bulan Januari." #kasus4

Pff, saya gak akan banyak nasehatin kecuali bilang, "Jaga hati, ukh. Jaga hati, akh. Biar gak sampai patah hati. Emang mau jadi korban harapan palsu?"

Inget, syaitan membisiki! Dia terus membuaimu karena kamu tetap gak tergoda pacaran. Tapi dia sukses bikin kamu keGRan. Dan pas udah nyadar, e..kamu cuman korban harapan palsu.
Categories:

0 komentar:

Posting Komentar

Mohon maaf komentarnya saya moderasi. Hanya untuk memastikan ada komentar dan komentarnya sopan. Terima kasih. :)

Subscribe to RSS Feed Follow me on Twitter!