Kamis, 05 Mei 2016


Ini adalah sebuah acara Kompetisi Blogger ShopCoupons X MatahariMall. Yang diselenggarakan oleh ShopCoupons. voucher mataharimall dan hadiah disponsori oleh MatahariMall.



Kalau ngomongin soal tanggal tua, saya jadi teringat jamannya masih jadi pekerja beberapa tahun silam. Derita kantong kering di tanggal tua? Beuh, ini mah sudah nyanyian wajib teman-teman sesama penyiar di stasiun radio tempat saya bekerja dulu. Termasuk sayakah? Hm, untungnya tidak! Hihi.

Percaya nggak percaya, ketika teman-teman lain pada curcol soal kondisi keuangan mereka yang amat mengkhawatirkan, bahkan minus, saya masih adem ayem saja di tanggal tua. Saat mereka ramai-ramai ngutang kas radio pada Bu Bendahara, saya tidak ikutan. Kok bisa sih? Mau tahu rahasianya? Sini merapat, biar saya kasih tahu!

Sebelum saya kasih tahu, saya harus jujur dulu. FYI, saya juga pernah merasakan derita kantong kering di tanggal tua, walau level pilunya tidak sampai pada tingkat baper. Saya memang orang yang sangat perhitungan, tapi yang jelek dari saya adalah gampang lupa diri saat berkantong tebal.

Ketika habis gajian, biasanya saya akan langsung capcus ke pusat perbelanjaan, beli kebutuhan harian selama sebulan. Yang tadinya hanya ingin beli A, B, dan C, begitu lihat D jadi kepingin diangkut. Masih nyusul si E, F, G dan H, yang ngiri kalau nggak dibawa sekalian ke kasir. Alhasil, yang seharusnya habis sekian puluh ribu, naik jadi seratusan ribu.

Saat kantong masih tebal, teman-teman yang bakulan biasanya pada gesit nawarin barang dagangannya. Ada yang nawarin baju, kepingin beli. Ada yang nawarin jilbab, juga kepingin beli. Repotnya, kalau yang dilirik ada dua atau tiga model.

Biasanya saya baru nyadar ketika duit di kantong tinggal beberapa lembar lima puluh ribuan saja. Di saat seperti ini, sifat perhitungan saya baru keluar setelah semingguan bersemedi. Saya mulai mengatur keuangan biar bisa bertahan sampai akhir bulan. Untung saat itu saya tinggal di asrama yang kebutuhan makan harian, khususnya saat pagi dan malam hari digratisin. Coba kalau harus beli, alamat tekor akhir bulan dah! Hohoho.

Walau tidak sampai kering betulan, ternyata sifat jelek saya yang gampang lupa diri saat pegang uang banyak ini sukses bikin saya tidak bisa menabung berbulan-bulan. Padahal menabung buat saya itu serasa wajib hukumnya. Tragisnya lagi, nasib tabungan saya bukan makin gemuk malah makin kurus karena diambil terus buat nombokin pengeluaran yang terkadang lebih melar dari pemasukan. Kasihan, kan? Saya makin tidak tega kalau lagi kepoin berapa saldonya. Hiks!


Akhirnya, saya putuskan, saya harus berubah! Kalau saya begini terus, alamat dirundung galau terus-menerus karena mikirin abang saldo yang makin kurus. Dih, segitunya? Hanya karena saldo tabungan makin ceking, masalah? Iya, bahkan ini masalah besar buat saya.

Nah, mau tahu apa yang saya lakukan agar kondisi keuangan saya bebas dari residu kantong kering di tanggal tua?

Yup, saya harus buat perencanaan keuangan selama sebulan. Ini penting untuk menekan kelabilan saya pas lagi pegang uang banyak (menurut saya).

Untuk merencanakan keuangan, saya harus buat berapa anggaran untuk kebutuhan makan, cucian dan mandi, jajan, kesehatan, bensin, pulsa, infaq bahkan sampai parkir pun harus saya rencanakan dengan matang. Anggaran yang dibuat harus disesuaikan dengan berapa besar gaji sebulan. Gaji saya sebulan itu fluktuatif, kadang segini, kadang segitu. Ya, namanya juga penyiar. Gajinya tergantung dari berapa jam siar selama sebulan. Saya juga kerja di majalah lokal di Surakarta, gajinya pun ikutan fluktuatif. Kalau telat terbit, saya kena denda. Hahaha.

Karena gajinya tak tentu, biasanya malam sehabis gajian, saya berkutat dengan laptop untuk merencanakan keuangan saya selama sebulan. Saya harus cermat membuat anggarannya agar cukup selama sebulan. Setelah dikalkulasi seluruhnya terkadang anggaran melebihi pemasukan, maka saya harus pangkas anggaran kebutuhan yang sekiranya tidak terlalu penting. Karena jlimet-nya memanajemen keuangan, tak jarang kepala saya jadi pening sendiri. Hehe, nggak apa-apa. Bukankah kata pepatah, bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian?

Untungnya HP jadul saya dulu dilengkapi aplikasi pengatur keuangan, bawaan dari HP-nya. Saya bisa mencatat berapa pengeluaran sehari-hari. Sebelumnya, sudah saya masukkan berapa anggaran tiap pos kebutuhan selama sebulan.


Dengan mengatur keuangan ini, saya merasa seperti mempunyai sebuah 'alarm' pengingat. Sebagai contoh, jika saya kepingin jajan, maka saya akan lirik ke HP berapa anggaran jajan yang masih tersisa. Kalau masih banyak, tak apa jajan. Kalau tinggal sedikit, lebih baik di-pending buat jajan akhir bulan.

Selain mengatur keuangan, saya harus cermat dalam memilih barang yang harganya lebih murah tapi kualitas tak jauh beda. Saya juga harus bisa membandingkan harga barang merk sama di tempat belanja satu dengan yang lainnya, syukur-syukur pas lagi ada promo. Dengan cara ini, setidaknya saya bisa lebih berhemat lagi karena mendapat harga yang lebih murah.

Dengan menerapkan sistem ini, ada banyak manfaat yang saya dapat. Pertama, saya aman dari serangan kantong kering di tanggal tua. Kedua, saya bisa berhemat karena bisa memprioritaskan kebutuhan mana yang lebih penting. Ketiga, saya bisa menyisihkan uang untuk ditabung. Keempat, kemampuan akunting saya yang serempangan itu makin teruji di sini (padahal semasa SMA dulu saya jurusan IPA lho!).

Sekarang saya sudah resign dari semua pekerjaan sejak empat tahun silam, setelah sembilan bulan sebelumnya menikah. Saya memilih membuka usaha bersama suami di rumah. Meski usahanya masih taraf kecil, kami bersyukur, kebutuhan harian keluarga tercukupi. Tentunya, kami tak lagi terpengaruh dengan tanggal apapun, entah tanggal muda atau tua. Semua sama bagi kami, walau tak dipungkiri, di tanggal apapun bisa saja kami dirundung pilu karena derita kantong kering.

Untunglah, saya sebagai manajer keuangan keluarga tetaplah membuat perencanaan keuangan, sehingga kami aman dari momok kantong kering. Maka tidak mengherankan, di saat tanggal tua sekalipun, kami bisa cuci mata, lihat barang-barang yang kami butuhkan di MatahariMall. Apalagi mulai minggu ke-3 ada promo Tanggal Tua Surprise (TTS) yang kasih diskon gede hingga 80 % untuk semua kategori di MatahariMall.

Seperti akhir bulan lalu, suami dengan menggunakan akun saya, beli Smart Watch di MatahariMall. Walau beli di tanggal tua, Smart Watch-nya dapat diskon 53 %. Asyik kan? Enaknya lagi kalau kita beli di MatahariMall, responnya cepat. Bisa COD-an (Cash On Delivery) dan free ongkir pula! Bahkan, dalam tiga hari barang sudah sampai rumah dengan selamat, diantar sama pak Kurir. Padahal rumah saya di Sragen, paling timur di Provinsi Jawa Tengah, sebelahan sama Provinsi Jawa Timur. Cepat kan?

Ini delivery slip sewaktu suami saya beli Smart Watch di MatahariMall. Bisa COD-an dan free ongkir lagi!

Nah, buat kalian yang masih mengeluh soal derita kantong kering di tanggal tua, apa nggak malu sama si Budi? Dia yang anak kos-an, yang pernah ngerasain bagaimana nyeseknya tragedi tanggal tua, sekarang sudah bisa tersenyum lebar selebar daun jati karena sukses keluar dari jeratan tanggal tua. Penasaran bagaimana caranya? Coba gih, tonton video #JadilahSepertiBudi berikut ini!


Gimana? Sekarang sudah ikutan sumringah kayak si Budi kan? Alhamdulillah deh kalau gitu. Tak ada gunanya merutuki tanggal tua, karena doi tidak salah dalam hal ini. Yang khilaf itu justru kita sendiri yang malas mengatur keuangan dan tidak pintar nyari tempat belanja yang kualitas barangnya bagus tapi harganya lebih mumer.

Satu lagi! Kalau pingin terbebas dari bayang-bayang kantong kering di tanggal tua mending resign saja dan jadilah pengusaha! Bukan ngomporin, tapi memang sengaja nyalain tungkunya biar kalian pada tersulut.

Oke, cukup sampai disini dulu saja. Sebelum saya capcus, hayuk ah kita dadah-dadah dulu sama si mantan bernama kantong kering tanggal tua. Kita senyum bareng-bareng menatap masa depan, si kantong basah yang tetap 'basah' sampai tanggal tua.

8 komentar:

  1. joshh bu isna... kantong kering tinggal cerita ajah... yang penting bisa manajemen sewaktu kantong tebal dan tipis.. jadi belanjanya sesuai sikon gitu yaa? :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahaha yoi...tp beneran enak kl kita bisa ngatur keuangan dgn baik... :)

      Hapus
  2. Semua orang mungkin sudah pernah ngalamin kantong kering di akhir bulan...itu merupakan sebab akibat dari perilaku qt.Tp lain halnya jk qt pandai mengatur keuangan. Ini mau krisan dikit aja soal resign dalam tulisan di atas, apakah benar dengan resign dari tempat kerja dan beralih menjadi berwira usaha merupakan solusi yang tepat untuk bisa terbebas dari derita kantong kering di tanggal tua??? Karena belum tentu usaha yang dia rintis bisa mendatangkan uang bagi dirinya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ya, profesi apapun jelas g akan bebas dr kantong keringlah. Ini tergantung orgnya msg2. Tapi segala sesuatu yg jelek itu pasti ada solusinya. Kl dia ttp gitu aja gak mau berubah, semisal mengatur keuangannya dsb, ya ttp saja serangan kantong kering lbh srg terjadi. Bahkan kl ini jadu kebiasaan bisa memunculkan masalah lain, semisal hobi ngutang, apalagi ngutangnya gali lubang tutup lubang. Memang, resign dan milih buka usaha bkn jaminan dia bebas dr residu kantong kering. Dlm perjalanannya mgkn dia akan terseok2 merintis bisnis. Tapi seorang mental pengusaha akan ttp survive dengan rintangn apapun. Sesuai yg sy katakan diatas, dgn kita mengatur keuangan entah profesi apapun yg kita pilih, ini sgt membantu bgt lho. Tp ya balik lagi ke diri msg2, mau berubah gak, atau tetep gitu2 doang? :)

      Hapus
  3. Waktu masih kuliah dan jadi anak kos sering bgt sih ngalamin kanker alias kantong kering.
    Pas uang beasiswa udh abis dan ujung2nya minta uang saku ke ortu, otomatis kudu ngirit soalnya sungkan juga kalo minta uang terus. Hahaha
    Tp anehnya pas lagi kanker gitu banyak iuran yg kudu dilunasin. Entah iuran buat kos, kuliah, kelompok, banyak lah. Jd kadang uanh 50rb itu udh tak berwujud dlm sehari aja. Wkwkw

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nah, makanya kudu pinter manajemen uang kantong hihihi... Kl buat byr kos, kul dsb otomatis kita tahu kpn waktunya kan.jd bisalah diatur. Tp emg kdg males jg sih. Kl sy y tetep belain drpada suka kalap pas kantong tebal, pas kantong kering menderitalah kemudian. Hihihi... *eh, kok g ada namnya :)

      Hapus
  4. supaya tgl tua gak galau, kita memang harus pintar mengatur pengeluaran ya...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hihi, betul mbk... Betapapun kita ngirit kl males ngatur keuangan ya bakal 'ngarat' di tanggal tua :D

      Hapus

Mohon maaf komentarnya saya moderasi. Hanya untuk memastikan ada komentar dan komentarnya sopan. Terima kasih. :)

Subscribe to RSS Feed Follow me on Twitter!