Kamis, 21 April 2016



Merasa bosan di rumah, begitulah yang dikeluhkan para ibu rumah tangga yang kesehariannya berada di rumah. Rutinitas ibu yang itu-itu saja membuatnya merasa jenuh bila hanya berdiam diri di rumah, mengurus segala tetek bengek tentang rumah tangga. Kerepotan ibu makin bertambah dengan polah si kecil yang kini aktif beredar kemana-mana.

Di saat seperti ini, lelah dan letihnya raga ibu membuat emosinya makin labil. Mungkin dia sedikit iri dengan teman-temannya yang kini sukses meniti karir di luar rumah. Terkadang dia juga rindu saat masih bekerja dulu, sementara dia harus patuh dengan suami yang memintanya secara tulus untuk menjaga anak-anak di rumah. Pun ibu sendiri juga tidak tega jika meninggalkan si kecil pada seorang pengasuh.

Tak ada gunanya mengeluh terus-terusan, ibu. Bagaimanapun ini adalah pilihan kita. Seyogyanya kita bisa menikmati hari-hari #BahagiadiRumah. Biarpun hanya di rumah, bukan lantas produktivitas ibu jadi terhambat. Ibu bisa terus produktif di sini. Bahkan sesuatu yang luar biasa bisa kita ukir dari tempat ini.

Tengoklah mereka, para ibu rumah tangga yang sukses merintis bisnis dari rumah. Ada juga dari mereka yang bahkan bisa menghasilkan karya meski hanya di rumah. Bisa menulis buku, merancang baju, melukis dan sebagainya. Andai ibu hanya memerankan perannya menjadi ibu rumah tangga pun, ibu tetap memiliki nilai yang tak kalah dari mereka karena mampu mencetak generasi yang membanggakan bagi agama, nusa dan bangsa.

Untuk itulah, agar ibu menikmati hari-hari #BahagiadiRumah, ibu harus tetap produktif di sini. Berikut lima kiat menjadi ibu yang produktif :

Pertama, profesional dengan segudang peran ibu. Bak seorang pekerja, ada banyak peran yang ibu jalani ketika menjadi seorang ibu rumah tangga. Ia adalah guru sekaligus trainer bagi anak-anaknya, sekretaris pribadi suami, manajer keuangan, koki, nutrisionis, perawat, bahkan psikolog-nya rumah tangga. Semua peran ini akan maksimal dijalankan jika ibu melakukannya dengan profesional, tidak amatiran dan asal-asalan.

Kedua, bekali diri dengan ilmu. Untuk menjadi ibu rumah tangga yang profesional dengan segudang perannya, ibu harus membekalinya dengan menggali banyak ilmu. Ibu bisa belajar dari pengalaman ibu yang lain yang sukses menjalankan perannya, ikut seminar dan pelatihan, membaca buku, dan sebagainya. Di era digital ini, tidak sulit bagi ibu untuk berburu ilmu. Akses internet bisa membantu ibu menambah pengetahuannya. Untuk memudahkan mencari informasi, saya biasa menggunakan Twitter untuk memilah-milah judul artikel dari portal-portal online yang saya ikuti dan sumbernya jelas. Situs Tabloid Nova menjadi salah satu rujukan saya untuk memperluas wawasan terutama untuk ruang Sedap, Kesehatan, Keluarga dan Plesir. Ruang News juga turut menyumbang saat saya hendak update berita.

Ketiga, lakukan kegiatan lain sesuai passion. Selain menjalankan tugas rumah tangga, ibu bisa melakukan aktivitas lain yang sesuai kegemaran ibu. Gali minat ibu di mana. Mungkin menulis, menjahit baju, membuat aksesoris dan sebagainya. Jika ditekuni, bukan tidak mungkin ibu akan menghasilkan karya yang luar biasa. Bonusnya lagi, ibu bisa mendapatkan uang dari passion itu.

Keempat, berbagi ilmu kepada sesama ibu rumah tangga. Ilmu akan terasa ompong jika tidak ditularkan pada yang lain. Pengalaman dan ilmu yang ibu punya bisa dibagikan pada ibu rumah tangga lainnya. Misalnya sharing tentang ASI pada tetangga. Agar cakupannya lebih luas lagi, kita bisa memanfaatkan media sosial atau blog untuk berbagi ilmu. Dengan begitu, ibu akan merasa menjadi ibu yang bermanfaat tidak hanya pada keluarga tetapi juga untuk keluarga yang lain.

Kelima, ikut berkontribusi bagi masyarakat sekitar sesuai 'rel' masing-masing. 'Rel'-nya ibu adalah seorang ibu rumah tangga dengan latar belakang Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris misalnya. Agar ilmu yang diperoleh semasa kuliah dulu tidak hilang, ibu bisa mendirikan les bahasa Inggris tanpa memungut biaya bagi anak-anak kurang mampu di rumah. Atau ibu yang gemar membaca dan menulis bisa juga mendirikan komunitas baca atau klub menulis untuk anak-anak dan remaja di rumah.

Lima kiat ini jika ibu lakukan, insya Allah akan membuat perasaan ibu semakin #BahagiadiRumah. Semestinya ibu bersyukur, ibu punya banyak waktu untuk keluarga. Di luar sana, ada banyak ibu yang dengan sangat terpaksa harus berpisah dengan keluarga, pergi ke kota di seberang pulau atau bahkan jadi TKW di luar negeri karena tuntutan ekonomi. Maka, berbahagialah, ibu, suami mampu mencukupi kebutuhan ekonomi keluarga meski ibu tidak ikut bekerja di luar rumah. Biarpun penghasilannya tidak besar, tetapi cukup bagi keluarga.

Bersyukur sekali, Tabloid Nova mengadakan event #BahagiadiRumah dalam rangka NOVAVERSARY yang ke-28. Jujur, begitu tahu pengumuman lomba ini dari suami, saya antusias untuk ikut serta. "Temanya cocok banget dengan kamu," kata suami.

Ya, saya juga seorang ibu rumah tangga yang sehari-hari hanya di rumah. Bagi saya, meski berada di rumah tidak menghalangi saya untuk tetap produktif. Bahkan kita bisa meniti karir dari sini, tanpa harus meninggalkan mereka.

Setelah resign dari pekerjaan sebagai Redaktur Majalah dan Penyiar Radio di Surakarta, empat tahun silam, praktis dunia saya serasa berubah. Pun begitu, saya tidak ingin menjadi ibu rumahan yang digerus kebosanan. Meski di rumah, saya masih menjadi kontributor di majalah yang sama. Setiap bulan, saya menulis dua artikel di tengah mengurus anak yang kala itu masih bayi.

Sejak dua tahun lalu, majalah tersebut berhenti terbit. Pun demikian, saya tetap menulis meski hanya sebatas update status di Facebook atau menulis di blog. Bagi saya, sekecil apapun, minimal ada sesuatu yang bisa kita hasilkan biarpun hanya berada di rumah.

Ini salah satu cara saya berbagi ilmu di media sosial. Meski hanya 32 like dengan 15 komentar, tak menjadi soal. Karena sekecil apapun ilmu yang dibagi, tetap bernilai di mata-Nya.

Baru beberapa bulan ini saya mulai menekuni dunia literasi lagi. Saya ikut beberapa event atau lomba menulis. Ada yang saya jadi salah satu pemenangnya, ada juga saya tidak muncul di deretan pemenang. Pun begitu, ini tidak menjadi soal, karena toh lomba yang saya ikuti memang ada manfaatnya. Meski tidak menang, minimal ada sesuatu yang bermanfaat yang sudah saya bagikan.

Saya juga ikut membantu usaha suami di rumah. Saya bertugas meng-input data barang yang masuk dan data penjualan di komputer. Saya juga kebagian tugas mencatat pendapatan dan pengeluaran harian di aplikasi keuangan. Meskipun kami orang swasta, dengan adanya laporan ini, pendapatan kami jelas sehingga kami bisa mengontrol berapa pengeluaran setiap bulannya.

Saya bersyukur sekali bisa membersamai anak-anak di masa tumbuh kembangnya. Sebagai ibu, saya bertindak sebagai guru sekaligus trainer bagi mereka. Setiap pagi saya ajak mereka belanja ke pasar. Si kakak yang sudah besar, saya biarkan dia berjalan di depan untuk melatih keberanian. Dengan mengajak mereka ke pasar, mereka akan belajar bersosialisasi, tidak gagap dengan keramaian, tanggap saat tahu bundanya kerepotan membawa barang belanjaan dan sebagainya.

Salah satu alasan saya #BahagiadiRumah adalah bisa membersamai anak-anak di masa emasnya. Anak saya (baju pink) tengah berjalan di depan saya sembari menenteng sayuran. Setiap pagi saya mengajak mereka ke pasar untuk melatih keberanian, kemandirian, ketanggapan dan bersosialisasi dengan sekitar.

Sore hari, saya biasanya mengajak mereka main ke kebun milik tetangga atau ke pinggir sawah untuk belajar mengenal alam. Saya biarkan si kakak yang baru berusia tiga tahun lebih empat bulan itu bermain berkejaran dengan ayam-ayam, berburu kepiting atau katak dengan bantuan bundanya, memetik dedaunan dan mencari barang-barang bekas untuk dijadikan mainan. Sementara adiknya yang belum genap delapan bulan hanya duduk mengamati di pangkuan bundanya.

Saya tanamkan nilai-nilai kebaikan pada mereka sedini mungkin. Saya juga membiasakan mereka untuk mengonsumsi makanan sehat sejak usia enam bulan. Saya berusaha membuat MPASI sendiri dan fresh di setiap jam makannya, memasak menu keluarga setiap hari, dan menanamkan disiplin jajan dan makan (mengatur makanan dan minuman apa yang boleh dikonsumsi atau dibeli dan berapa frekuensinya) kepada mereka.

Selain aktivitas di atas, saya juga jadi guru TPA yang ada di kampung seberang. Karena sibuk mengurus bayi, sementara saya vakum dulu untuk beberapa bulan ini.

Inilah beberapa hal yang saya lakukan untuk tetap produktif meskipun hanya berada di rumah. Dengan begini, saya semakin menikmati hari-hari di rumah dan selalu merasa #BahagiadiRumah. Saya juga bermimpi, kelak bisa menerbitkan sebuah novel yang ceritanya baru mengendap di otak karena kesibukan mengurus anak-anak. Saya juga berangan-angan untuk membentuk komunitas ibu rumahan yang produktif suatu hari nanti. Walau baru sebatas angan, jika kita berusaha semaksimal mungkin, saya yakin, insya Allah akan terwujud. Amiin.

Terima kasih, Tabloid Nova. Dengan menyelenggarakan event ini, saya harap akan memacu ibu-ibu yang lain agar tidak bosan dan tetap merasa #BahagiadiRumah.

Tidak terasa NOVAVERSARY sudah melewati usia yang ke-28 tahun. Jika disamakan dengan manusia, usia ini adalah usia dewasa di mana ia semakin matang dengan tindakan-tindakan yang diambil. Semoga Tabloid Nova selalu menebarkan banyak manfaat kepada para pembacanya, termasuk saya, dengan artikel-artikelnya yang informatif dan inspiratif.

Perjalanan NOVAVERSARY hingga usia 28 tahun tentu bukanlah hal yang mudah untuk dilewati. Saya harap, segala rintangan dan hambatan tetap bisa dilalui Tabloid Nova dengan baik.

Terakhir, saya ucapkan, "Happy NOVAVERSARY yang ke-28, Tabloid Nova." Semoga ke depan, Tabloid Nova semakin sukses dan selalu bersinar. Tetap sajikan artikel-artikel yang menginspirasi dan selalu up to date untuk kami, para ibu rumah tangga yang tetap ingin produktif dan #BahagiadiRumah.

Salam.

13 komentar:

  1. Tulisan ini sgt inspiratif. Bs menghasilkan uang tanpa meninggalkan rumah... adlh impian setiap wanita yg notabene ibu rmh tangga. Tanpa dandan, keluar rumah, parkir, keluar bensin, buang waktu, buang duit pula... selalu bersama klg... skrg latar blkg pddkan, IPK dll ga penting.... yg penting brp fulus yg bisa masuk pundi2 kita.... u masa dpn klg... doakan sy bisa spt anda mba isna ibis... salam u klg... sukses selalu u multi talentnya...

    BalasHapus
  2. Script yg inspirative,semoga bs menginspirasi yang lain. Dan semoga bs mjd ibu yg bijak, yg bs mengatur waktu.Semua bs diraih lewat mimpi,berawal dr mimpilah orang bs sukses.Teruslah berkarya, bak tanah yg subur yg bs bermanfaat bg makhluk yg di sekitarnya.

    BalasHapus
  3. Salut dgn yg dilakukan mb Isna, smoga jd ibu yg hebat ya mbkkk...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimaksh komennya mb. Amiin, msh byk kekurangannya kok. :)

      Hapus
  4. Tulisan seorang ibu rumah tangga yg sangat menginspirasi dan membuka wawasan bagi perempuan yang tetap ingin produktif berkarya, berbagi ilmu serta pengalaman.. Perjalanannya mengarungi bahtera rumah tangga bersama suami dan kedua buah hatinya dilukiskan dlm cerita unik dan berbobot.. semangat mb isna :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tq tmn...smoga segera menyusul ya....hihihihi amiin

      Hapus
  5. wah mba..senang sekali membaca tulisan ini. mba di Surakarta kah? saya juga lhoo.. *nyempil sih, di Colomadu tepatnya. Salam kenal mba.. :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mb... Tp skrg tinggal di sragen. Hihihi...slm kenal ya... :)

      Hapus
  6. Jika kita kreatif, banyak hal yang bisa kita lakukan di rumah ya mba...

    BalasHapus

Mohon maaf komentarnya saya moderasi. Hanya untuk memastikan ada komentar dan komentarnya sopan. Terima kasih. :)

Subscribe to RSS Feed Follow me on Twitter!