Rabu, 19 Oktober 2016


Sebelumnya saya menulis ini bukan bermaksud pamer atau gimana lho ya. Hihihi, insya Allah enggak, Mak! Saya menulis ini untuk memotivasi para emak untuk tetap produktif sesuai passion-nya masing-masing. :)

Cerita ini bermula ketika pertengahan bulan September lalu, mbak Afifah Afra, salah satu penulis favorit saya, membagikan info tentang sayembara Indiva Cari Karya "Jangan Jadi Cewek Cengeng (JJCC)" yang digelar oleh Penerbit Indiva Media Kreasi, di fanpage-nya. Saat itu saya hanya sekadar baca dan belum berniat untuk ikutan. Pun begitu, tetap saya simpan jika sewaktu-waktu saya berubah pikiran.

Alhamdulillah setelah deg-degan karya saya nongol di nomor 24.

Menginjak tanggal 20, entah mengapa saya mulai menimbang-nimbang lagi. Kenapa saya tidak memanfaatkan kesempatan bagus ini? Jika naskah saya lolos, maka akan diterbitkan bersama penulis lainnya. Apalagi Penerbit Indiva sudah menerbitkan buku-buku berkualitas bagus dan mendidik dengan skala edar hingga nasional. 

Pada akhirnya, saya memilih untuk ikut serta. Saya berusaha mencari ide. Sehari dua hari berlalu, saya belum menemukan ide yang pas. Tanggal 25, sedikit menemukan titik terang. Saya membuat outline sebelum menulisnya menjadi artikel dengan panjang antara 8 hingga 10 halaman A4. Tanggal 27, saya mulai menulis.

Ternyata menulis untuk diikutkan lomba itu membuat saya sedikit grogi. Saking groginya saya kesulitan memulai. Bahkan saat itu, dalam semalam, saya hanya bisa nulis sepanjang tiga paragraf saja.  Itupun harus mengalami tragedi pen-delete-an berulang-ulang. :D

Karena saya harus fokus menyelesaikan tulisan tersebut, saya sampai harus vakum dari dunia perbloggingan selama setengah bulan. Bahkan sekadar membuat status Facebook-pun saya tak sempat. Alhasil status saya terpaksa hanya repost dari status saya sebelumnya atau copas.

Dari tanggal 27 September sampai 12 Oktober, terpaksa saya nggak nge-blog sementara waktu.

Tetap Produktif bagi Emak Erte itu Bukan Hal Mudah

Ya, sungguh bukan hal yang mudah bagi seorang emak erte yang sudah diamanahi balita batita lucu untuk tetap produktif. Saya bahkan hanya bisa menulis di saat malam hari, karena saat siang hari saya harus menemani mereka bermain dan juga disibukkan dengan segala tetek bengek kerjaan rumah tangga. Karena kecapekan, saya biasanya memilih tidur dulu dan akan bangun saat tengah malam atau dini hari.

Lantaran masih ng-ASI-in, sesekali konsentrasi saya buyar karena si kecil bangun, rewel minta ASI. Dan ajaibnya, saat emaknya nulis, anak saya yang cowok ini akan bangun hampir sejam sekali, bahkan kalau nulisnya dekat shubuh, dia malah bisa bangun setengah atau seperempat jam sekali. Sedap! Hahaha. Jangan dipikir bangunnya anteng kalem. Nay, nay! Dia rewel, nangis minta ASI. Alhamdulillah, untung yang ditagih ASI bukan sufor. #eh :p


Terkadang, saya juga ketiduran sampai shubuh. Alhasil, malam itu nggak bisa ngelanjutin tulisan. Sempat ketar-ketir karena mendekati DL, tulisan belum jadi juga. Bahkan, sempat digentayangi buntu di tengah jalan. Ada hawa pesimis kala itu, antara melanjutkan atau tidak. Tapi tetap: saya nodong suami buat bangunkan saya (karena saya ini paling susah bangun kepagian :D).

Alhamdulillah, Allah memudahkan. Dini hari tanggal 9 Oktober atau H-1 DL, artikel berjumlah 10 halaman itu akhirnya jadi. 

Pagi hari, setelah melakukan editing berulang-ulang, saya mengirimkan lewat email melalui laptop. Karena si bocil sudah bangun, dia ngerecokin emaknya. Ditariknya LCD laptop hingga ke belakang. Kadang keyboard dipukul-pukul. Bukan ngamuk, emang dia demen banget sama laptop. Dikira mainan kali ya. :D Pas, disingkirin, dia akan nangis.

Di saat begini, saya akan pasang muka melas sama pak suami sambil bilang, "Tolong dong, ajakin anak-anak keluar dulu." Xixixi. Dan betapa lega rasanya ketika email tersebut sudah sampai ke tujuan.

Menunggu Pengumuman

Tanggal 15 Oktober sesuai pengumuman, sebetulnya akan diumumkan pemenangnya. Tapi karena yang ngirim jadi segambreng, akhirnya pengumuman itu harus diundur hingga tanggal 17 Oktober.

Saya terus berdoa semoga Allah memberikan jalan yang terbaik bagi karya saya. Saya serahkan kepada-Nya, apapun hasilnya karena Dia tahu yang terbaik bagi hamba-Nya. Saya juga minta suami mendoakan yang terbaik untuk karya saya. 

Jam 10 pagi, tanggal 17 Oktober, sesuai yang dijanjikan, akhirnya pengumuman pemenang sayembara Indiva Cari Karya "Jangan Jadi Cewek Cengeng (JJCC)" diposting di laman penerbit Indiva. Saya buka ditemani irama degup jantung yang tak menentu. Jemari saya bahkan bergetar saking risaunya. Bahkan rasanya hampir saingan saat nonton MotoGP ketika Valentino Rossi salip-salipan dengan Marc Marques di lap terakhir. :D

Ternyata ada 25 pemenang yang terpilih, padahal target sebelumnya hanya memilih 10 karya terbaik. Ini karena yang ngirim melebihi dari yang diperkirakan. Jumlah naskah yang diterima bahkan mencapai ratusan. 

Saya mulai menyisir hingga ke bawah. Udah nyampai belasan, nama saya belum muncul. Mulai pesimis. Bahkan di nomor 20 pun belum ada. Dan...


Saya sontak sumringah saat judul naskah saya ada di nomor 24. Saya lapor suami dan segera saat itu saya sujud syukur. Sungguh ini kebahagiaan yang tak terkira. Alhamdulillah...

Status facebook-pun hanya bisa copas, padahal saya sering berbagi status motivasi di Facebook.

Ya, saya patut berbangga karena naskah saya bisa masuk 25 terbaik diantara ratusan naskah yang dikirimkan. Apalagi disana juga ada beberapa karya yang ditulis oleh penulis senior seperti mbak Ifa Avianty, mbak Asri Istiqomah dsb. Saya sendiri bukan seorang penulis yang karyanya wira-wiri di banyak media. Bahkan di kolom pendaftaran, tak ada satupun karya yang pernah dimuat di media yang bisa saya tulis di sana. Ya, karena saya memang baru mengirimkan tulisan di dua media yang sampai sekarang belum ada kabarnya (semoga ada kabar baik ya, amiin). Sejauh ini saya memang belum banyak mengirimkan karya di media karena khawatir saja, jika tulisan saya dimuat (misalnya), tetapi tidak konfirmasi padahal saya kesulitan jika harus selalu membeli koran atau majalahnya. Makanya, saya memilih mengirim ke media yang kalau dimuat akan konfirmasi.

Baca juga : Smartphone Mengubah Saya dari Emak Kucel Jadi Emak "Ajaib"

Semoga ini menjadi awal yang baik bagi saya, seorang emak erte yang bermimpi menerbitkan novel (meski sampai sekarang idenya masih ngendep di kepala :D). Bersyukur sekali, untuk kali pertama saya mengikuti lomba menulis bergenre non fiksi, Allah mengijinkan saya menjadi salah satu pemenangnya. Semoga saya makin tersulut lagi untuk terus menulis, menulis dan menulis. Menulis yang menebar manfaat bagi siapa saja, termasuk bagi diri sendiri. Amiin. 

Terus produktif ya, Mak! Jika kita berusaha, insyaAllah Allah akan memberi jalan yang terbaik bagi kita. Ingat bahwa yang terbaik menurut-Nya terkadang tidak melulu berupa kesuksesan. Kegagalan pun juga bisa jadi yang terbaik, karena darinya kita belajar untuk menjemput hikmah di baliknya. Karena kegagalan ibarat benih perjuangan. Jika kita membuangnya, maka kita akan kehilangan kesempatan untuk memetik buahnya saat ia tumbuh besar nanti. Sebaliknya, jika kita memilih menanam dan merawatnya, kelak di kemudian hari akan kita nikmati buah yang ranum-ranum itu. Tinggal kita memilih yang mana? :)
Categories: , ,

9 komentar:

  1. salut mbak denger perjuangannya! memang ibu rumah tangga harus selalu bisa produktif di rumah.

    jadi penasaran pengen baca artikelnya hihihi

    BalasHapus
  2. alhamdulillah selamat ya
    putranya umur berapa?

    BalasHapus
  3. keren mak...ini membuktikan bahwa IRT tak bisa dipandang sebelah mata. Hidup IRT

    BalasHapus
  4. selamaaaat ya mbaaak ^o^.. ini bukunya udh terbit mbak? aku mw cari ah kalo udh ada di toko buku :).. dr judulnya aja (yg punya mbak), udh bikin penasaran mau baca :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Belum mbak. Baru tahap editing dulu. Kalo terbit insyaAllah kuposting disini. Hihihi

      Hapus

Mohon maaf komentarnya saya moderasi. Hanya untuk memastikan ada komentar dan komentarnya sopan. Terima kasih. :)

Subscribe to RSS Feed Follow me on Twitter!