Tampilkan postingan dengan label Korea. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Korea. Tampilkan semua postingan

Selasa, 16 Agustus 2016


Sumber foto : FB Ustadz Felix Shiauw
Mungkin bagi yang masih single apalagi yang demen nonton drama Korea (drakor), akan meleleh dengan perlakuan romantis dari tokoh pria utamanya kepada wanita yang dicintainya. Dipeluk dari belakang, dipakaiin jaketnya, atau ditiup-tiup tangan wanitanya agar tidak kedinginan. Kalau jalan, digandeng tangannya. Kalau kecapekan, digendong di belakang punggungnya.

Bikin envy para jomblo kan ya? Andai di dunia nyata ada lelaki seperti itu, angannya sih gitu. Tapi etapi, buat kami, para emak erte, justru lebih memilih yang sesuai kenyataan saja. Iya, karena nggak ada gunanya ngimpi berlebihan bahkan saking terobsesinya sampai nuntut suami melakukan seperti adegan romantis dalam drakor.

Ya, kami tahu, jalan di tempat ramai sambil digandeng tangannya itu so suit. Tapi kami jauh lebih terkesima saat suami membawakan barang-barang belanjaan kami. Kami tentu rela tak digandeng karena kedua tangannya sudah rempong dengan barang belanjaan. Mana dia kadang pede saja bawa tas kami yang modelnya feminin itu. Bahkan sambil nyangklong tas baby yang ada bonekanya itu pun dia nggak peduli dengan pandangan aneh orang-orang. Kalo di drakor mana ada adegan kayak gini? :D

Iya, kami tahu, diberi sebuket bunga sebagai kejutan, itu romantis. Tapi, entah kami yang terlalu ngirit atau terlalu ekonomis. Hanya diberi kejutan dengan dibuatkan dingklik untuk duduk agar tidak pegal saat nyuci saja kami sudah bahagia. Bahkan kami akan mendadak melting saat suami rela menyisihkan waktunya untuk ubet buat keranjang bayi atau playpen dari paralon air karena lebih murah dan bisa diubah menjadi barang lain jika tidak terpakai. "Sayang kalo ntar nggak dipake. Kan besok bisa dipakai buat rak sepatu, jemuran dsb." katanya bikin kita makin meleleh. Di Drakor, adakah adegan romantis super ekonomis kayak gini? :D

Bentuk perhatian suami ke saya, salah satunya dibikinin jemuran lipat yang sebelumnya buat keranjang bayi. Karena anaknya sudah gede, keranjang bayi hasil buatan sendiri diubah untuk jemuran. Kalo hujan, jemurannya bisa dilipat begini di rumah. #abaikanjemuranyangnggakrapi wkwkwk


Kami tahu, dikirimi pesan cinta di Line atau kalau lagi jauh, nggak bisa tidur, doi sampai rela nyanyiin lagu buat kita agar lekas tidur, itu romantis. Tapi, kami tak perlu bermimpi seperti itu. Buat kami, sering dicuekin saat nyolekin atau nge-tag-in suami di Facebook saja nggak masalah. Ya, karena kami memahami kesibukan suami. Lagian, doi juga senangnya buka akun FB istri, makanya dicuekin. Bukan nggak percaya, tapi suka saja kepoin karena temannya lebih banyak dan isi statusnya variatif. #eaaa

Kami tentu menyadari suara suami yang pas-pasan. Efeknya mungkin bisa bikin kami insomnia. Makanya, kami nggak menuntut dinyanyiin sebagai pengantar tidur. Hanya sekadar ditanyain, "Gimana, sayang? Aman kan? Anak-anak sudah tidur belum?" itu sudah bikin mak cles di hati kami. Walau terkadang, baru sempat dibalas tengah malam karena saat pesan dikirimkan, situasinya belum "aman" (anak-anak belum pada tidur, lagi asyik main, rebutan mainan, rewel bareng-bareng hahaha). Di Drakor, ada nggak ya adegan rempong kayak gini? :p

Iya, kami tahu. Digendong di belakang saat jalan, pulang ke rumah, itu romantis kebangetan. Tapi, buat kami, hanya dibantu bawain cucian sebak gede ke jemuran saja itu sudah bikin kami terpana. Apalagi tanpa minta bantuan dia sudah sigap bantuin, "Sini! Biar aku yang angkat," ujarnya.

Kami tentu tak perlu bermimpi, dipakain jaket suami saat keluar malam. Ya, karena kami sudah mengenakan jaket atau sweater dari rumah karena naik motor. Lagian, nggak usah lebay juga kali sampai suami rela memakaikan jaketnya dari belakang padahal kami sudah pakai sendiri. Bukannya ini tega namanya? Yang aneh justru di drakornya. Sudah dingin, wanitanya pake jaket tapi masih dipakain jaket dari belakang oleh si lelakinya. Hadeh...kita mah yang nyata-nyata sajalah. :p


Dan yup, kami jelas tahu, dikompresin saat sedang sakit, dibikinin bubur atau bahkan sampai ditungguin di sebelahnya semalaman itu manis banget. Tapi buat kami, hanya ditanyakan keadaannya, dibikinin teh anget saja sudah cukup. Tanpa harus ditemani atau ditungguin sampai pagi. Loh, kok gitu? Lah, kan doi ambil alih jagain anak-anak atau ikut bantu ngerjain tugas rumah tangga sebisanya. Lebih suit mana kalo kayak gini? :D

Dari semua adegan di drakor, mungkin ada satu yang rada mirip. Saat si tokoh pria utamanya rela menyantap masakan wanita yang dicintainya meski rasanya hambar, keasinan atau bahkan gosong. Bedanya, suami tak akan menutupi kalau masakan kami rasanya tak sesuai harapan. "Bakwan jagungnya keasinan, Dek." Kritiknya jujur sambil terus mencomot bakwan jagung. Biar dikritik begini, efeknya bisa bikin kami mengkeret.

"Asin kok tetep dimakan?" selidik kami sedikit manyun.

"Ya, karena istriku sudah susah payah masak, masa' nggak dimakan?" Clessss, ini lebih cles ketimbang di Drakor yang pura-pura nutupin rasa masakan kan yak? Kalau kayak gitu kan, berarti ada dusta diantara pasangan dalam drama Korea. Wkwkwk.

Tapi, kami pun tak masalah, saat doi bilang, "Ya, gimana lagi? Orang adanya cuman ini, masa' nggak dimakan?" kata suami enteng. Agak baper dikit sih, tapi lebih baik begini ketimbang ada dusta di balik makanan. Iya kan yak? :D

Inilah mengapa, bagi kami, para emak erte, romantis itu yang sesuai kenyataan saja lah. Nggak perlu sampai berangan-angan semu ala drama Korea. Apalagi, sebagai istri kita kudu mensyukuri keadaan suami. Dengan bersyukur, maka akan banyak kebaikan yang terlihat dari pasangan kita.

Rasulullah Saw bersabda, "Allah tidak akan melihat kepada wanita yang tidak bersyukur kepada suaminya, yaitu yang selalu merasa tidak cukup dari padanya." [HR. Hakim dalam Al-Mustadrak juz 2, hal 207]

Tentunya kita nggak kepingin jadi istri macam ini kan yak? :)
Subscribe to RSS Feed Follow me on Twitter!